Jumat, 30 November 2012

Last of November

Sekedar deretan cerita sepanjang November 2012.
Mungkin Tuhan telah merencanakan jauh dari sebelumnya untuk kehidupan di November ini.
Entah kenapa sepanjang 30 hari perjalanan matahari terbit, tersenyum hingga terbenam. Selalu ada hal yang terukir hingga membekas jauh paling lekat.
Ya hari-hari penuh dengan cobaan, bisa di singkat dengan satu kata KEHILANGAN. 
Begitu banyak barang penting yang telah hilang, keadaan fisik mulai menurun tapi sepanjang sujud tak hentinya mengadah tuk sebuah kekuatan.
Memang sih banyak teman memberikan saluran tangan, makasih buat semuanya ya. Makasih yang udah minjemin uang :)
Inti dari November ini, peristiwa dibuat pelajaran untuk kedepan.
Orang-orang sekitar kadang bisa jadi racun ada kira nya juga menjadi madu.
Terhipnotis akan modern nya jaman, mengalahkan semuanya.
Maaf Tuhan atas ke alpha-nan diri ini jika lalai mengingat-Mu.
Terimakasih pula untuk deretan peristiwa ini, semoga dengan ini kedewasaan diri terbentuk.
Menjadikan terbuka nya mata, serta hati terketuk.
Untuk ayah, maaf kebohongan hanya sebagai topeng ketakutan.
Dan untuk ibu, maaf kalo eni selalu membuat masalah. Ga pernah membuat leren (istirahat) pikiran ibu.

Oh Tuhan. .
Akhir November memang bukan akhir segalanya
Rangkaian peristiwa kan teringat di dalam asa
Jika rencana-Mu jauh lebih indah dibalik ini semua
Kan ku terima dan ku percaya
Hanya saja Tuhan. .
Jika takdir-Mu masih membuat ku melihat kehidupan
Rentetan doa ku lantunkan demi jangka ke depan
Berikan pelangi warna-warni untuk Desember mendatang
Jauhkan hal menuju kebinasaan
Tuntun langkah kaki menuju kebenaran
Apapun itu cobaan, ku mohon ringankan lah
Berharap pula agar diri ini tak lalai menjalankan perintah-Mu
Berikan pula kesehatan kepada orang sekitar
Amiin~

Rabu, 28 November 2012

First Meet with SURAT TILANG ?

Sekedar curhat, buat cerita bahkan bisa buat pengalaman terlebih sebagai pelajaran.
Gini nih... Tadi cerita nya gini, aku sama Anna Dewi (temenku) mau beli cake buat ultahnya si Ismi Aryati (temen sebangku) yang ke 16tahun. Nah kebetulan bensin udah mepet, niatnya beli bensin dulu baru nanti beli di toko roti Mahkota daerah Pasar Nangka, Surakarta, Jawa Tengah.

Dengan gaya biasa, keluar dari parkiran sekolah (SMK N 6 Surakarta, Jawa Tengah) cus langsung tancap gas ! Eh namanya juga jalan raya pas banget di perempatan dan pastinya daerah yang dilewati itu ada rambu lalu lintas. Ya iyalah ! Pas juga lampu yang nyala itu lampu merah otomatis motor direm kan ? iya dong. (itu kalo menaati peraturan sih)

Gatau kenapa refleks nih kepala ku sama Anna nengok ke kanan, Dan APAAAA ?  itu ada beberapa bapak pake sepatu, baju coklat gitu, rompi nya itu loh warna ijo. Tau ga siapa yang ku maksud ? Itutuh yang biasa pake rompi yang belakangnya ada tulisan 'POLISI' Nah iya, pak polisi disitu ada beberapa sama bawa mobil trus moge nya.

Anna udah bilang kalo deg-degan banget ngeliat pak polisi nya, bahkan melebihi takutnya pas nonton Paranormal Activity 3, haha :D Tapi sebenere aku juga deg-degan saat itu. Why ? Ya iyalah kita pada takut, masalahnya si Anna ga pake helm ! *duaaar*
Doaku sih tadinya mudah-mudahan pak polisi kece gatau, tapi apa daya taraaaaa...

Biar ga pada kepo, ini tak kasih tau banget percakapan sama pak polisi nya :
Pak polisi :Mbak belok sini *sambil ngatur lalu lintas jalan* Itu langsung aja ngomong sama pak (luma nama nya)
Aku           : *Dalam hati udah takut nya setengah ampun, eh malah full ampun* *wajah panik*
Pak polisi  : SIM nya mana ? STNK ada ?
Aku           : *wajah polos* SIM nya belom ada pak, ini STNK nya *sodorin STNK*
Pak polisi  : Ya saya tau kamu belum punya SIM !
Aku           : Bffff kalo udah tau ngapain nanya lagi sih pak pak... *dalam hati sih*
Pak polisi  : Besok lagi harus pake helm! Ada kartu pelajar mbak ?
Aku           : Ada pak, ini *sodorin kartu pelajar (OSIS)*
Waktu ini pak polisi lagi nulis di surat tilang gitu, si Anna cuma berdiri diem dan aku juga cuma bisa ngeliat pak polisi nulis. Ya cuma liat ! Masak aku joget sayap itik ? engga laaah.
Pak polisi  : Ini kertasnya, besok tanggal 14 perwakilan ayah atau pakdhe atau siapa. Sidang ya mbak.
Aku           : *dengan jelas, singkat, padat perlahan buka mulut* cuma bilang: Ya pak. (ekpresi datar)
Langsung nge-gas balik ke sekolah, gajadi beli bensin ataupun cake malah bawa surat tilang ! Perlu lari Gelora Manahan nih 5 kali sambil bilang, gue dapet surat tilang loh. Dih males gilak !
Cukup itu aja deh ya first meet aku dengan surat tilang (at) Manahan. Tetep selalu teringat pengalaman ini :) Mau tau surat tilang nya, look >>


Selasa, 20 November 2012

Pecinta malam ?


Mungkin itu hal monoton di hidup ini, tapi nuansa selalu bermetamorfosa setiap pergantian hari.
Malam lebih mendekatkan suara yang jauh dari telinga. Entah arti apa untuk menjawabnya, tuli akan suara penggugah hati hanya malam sang obat pengganti.
Menyinari lebih terang dari kegelapan. Buta akan suasana kesejukkan, tapi malam pun hadir membawa ketenangan.
Lebih sekedar dari teman hayalan. Bukan boneka diri ini bercerita, pada sang malam lah penampung tumpahan peristiwa dari mulainya sang fajar menyapa, berada di atas kepala, senja baru tibalah penutup nya.
Hingga malam ke berapa yang tak mungkin terhitung ini. Raga, jiwa, semangat masih terang merasakan luar biasa ciptaan-Nya.
Bulan, aksesoris awan malam. Di tambah titik-titik kecil dilihat dari bumi walau sebenarnya jauh disana lebih besar, ya bintang. Berharap dapat bersandar diantara keduanya, mengistirahatkan lelah.
Harapan ini kepada-Nya, jadikan metamorfosa malam esok jauh lebih sempurna di setiap hembusan nafas. Pertemukanlah pula malam berikutnya sebagai sajian penutup sebelum kedua kelopak ini menutup untuk selama-lamanya.

Minggu, 18 November 2012

Hujan

Baru saja aku ke luar, terasa dingin sekali di badan. 
Ya maklum Tuhan lagi baik hati menurunkan hujan dari sore hingga malam tanpa reda. Bisa juga ini kan udah bulan di mana musim hujan, karena setelah bulan ini kan ada bulan Desember. Kalo orang Jawa bilang nya sih Desember=gedhe-gedhe ne sumber (red: besar-besarnya air). Nah ungkapan itu bisa di logika juga kan kalau akhir tahun akan turun hujan.
Disini aku cuma kepengen buat puisi aja, tapi kesan nya jadi galau deh.

Tiap malam menjelang terasa kesunyian
Bukan karangan tapi ini kenyataan
Terdiam bertahan dalam kebekuan
Tak ada seorang pun datang menghangatkan
Sedih bila harus jujur perasaan
Sekali lagi ini kenyataan yang telah di takdirkan

Lelah badan, pikiran, perasaan ini
Menunggu walaupun tak tahu siapa yang ku nanti
Ini kebodohan tapi ku tak peduli
Tuhan telah merencanakan sendiri
Harap ku tak perlu meninggi
Cukup rasa diri sendiri
Mengerti apa yang seharusnya di mengerti

Tuhan...
Disini raga menunggu jiwa
Hidupkan malam seperti lainnya
Hadirkan secepatnya
Diri tlah siap tuk terima resiko beserta akibat nya pula
Berharap sang jiwa nyata
Tidak memakai topeng di belakang kaca

Mengakhiri beku nya malam, dengan menarik selimut dan mengucap sebait doa. Semoga pagi Tuhan masih menghendaki untuk mata ini menatap sang penghangat dunia wahai matahari :)

Kamis, 15 November 2012

Bidadari di hidupku

Bidadari di hidupku :')

Sore ini, aku masih di hadapkan pada tugas seorang pelajar. Di dalam ruangan badan ini disibukkan, tiba-tiba telinga mendengar suara tangisan. Mencoba ku hiraukan, namun semakin terdengar. Panik, hingga ayah menengok ku. Lalu ku langkah kan kaki ini ke dapur, dan apa yang mata ini lihat ? Bidadari di hidupku, ku sebut ibu ya ibu. Ibu terduduk lemah, nafas sesak dan air mata nya mengalir. Diri ini bingung entah apa yang perlu di perbuat, ku coba memeluk walau sadar pelukanku tak sehangat dahulu di saat ibu memelukku penuh kasih sayang.
Ibu, ada apa dengan mu ? Senyum indah wajah sumringah tiap kulihat kini menjadi berlumur air mata. Raga mu kering. Ku coba bertanya, dan Engkau pun menjelaskannya. Ibu sakit bukan di fisik, tapi sakit di dalam hati. Ini semua gara-gara ayah !

Hidupku memang berkecukupan, tapi aku tidak ingin seperti ini. Selalu ada air mata di dalamnya, aku ingin fantasi warna-warni indah. Buat apa hidup penuh kemewahan, sedangkan miskin kebahagiaan. Itu yang kurasakan saat ini.

Ayah memang mempunyai sifat keras, aku pun pernah tidak berbicara berhari-hari dikarenakan pertengkaran dengan beliau. Aku tau kelakuan seperti itu durhaka. Tapi bagaimana lagi, ayah sulit mengerti dan sering kali membuat diri ini sakit. Bukan hanya sekai ini, namun berungkali ibu terluka. Siapa lagi kalau bukan ayah ? Ya ayah ! Ibu menjelaskan 16 tahun hidup bersama ayah tapi tetap di rasakan sama saja, tak sedikitpun perubahan di dalam diri ayah.

Ayah memang tidak menelantarkan ibu dan aku, ayah masih mencari nafkah untuk kehidupan ini. Tapi ayah tidak memberikan kasih sayang penuh. Keras, ya satu kata yang ada di dalam diri nya. Entah sifat, perilaku, atau pun perkataan. Ibu mungkin lelah akan kesabaran, menutup kesakitan, tapi tidak ada pengertian.
Terimakaish ya Allah. .
Engkau telah mengirimkan pahlawan hidup untuk raga ini, hingga 16 tahun masih berjuang melindungi.
Bersyukurnya diri ini terlahir dari seorang wanita tangguh.
Dan hanya ibu, satu-satunya pahlawan di hidupku dari dulu, sekarang, esok, untuk selamanya dan tak akan bisa tergantikan entah siapa pun itu. 
Eni janji akan kemauan ibu.


Ibu,
Semangat mu, mengajarkan agar anak mu ini jadi perempuan yang kuat
Rajin dan taat ibadah mu, mengajarkan agar anak mu ini jadi sholehah taat kepada-Nya
Kesabaran mu, mengajarkan agar anakmu tau betapa berharga nya waktu
Kekuatan mu, mengajarkan agar anakmu mengerti fisik itu diperlukan untuk hidup
Ibu,
Bagaimana anak mu bisa membalasmu
Maaf kan bila anak mu tak pernah mampu mengganti tiap keringat dan darah mu
Selalu menanti dan menuntun ke arah yang terkadang ku tempuh salah
Selalu mendoakan dimana pun diri ini berada, terimakasih ibu
Doa anak mu akan selalu terpanjatkan, semoga diberkahkan kesehatan, perlindungan, kebahagiaan dunia dan setelahnya.
Ibu, kau surga ku..