Mungkin itu hal monoton di hidup ini, tapi nuansa selalu bermetamorfosa
setiap pergantian hari.
Malam lebih mendekatkan suara yang jauh dari telinga. Entah arti apa untuk
menjawabnya, tuli akan suara penggugah hati hanya malam sang obat pengganti.
Menyinari lebih terang dari kegelapan. Buta akan suasana kesejukkan, tapi
malam pun hadir membawa ketenangan.
Lebih sekedar dari teman hayalan. Bukan boneka diri ini bercerita, pada
sang malam lah penampung tumpahan peristiwa dari mulainya sang fajar menyapa,
berada di atas kepala, senja baru tibalah penutup nya.
Hingga malam ke berapa yang tak mungkin terhitung ini. Raga, jiwa, semangat
masih terang merasakan luar biasa ciptaan-Nya.
Bulan, aksesoris awan malam. Di tambah titik-titik kecil dilihat dari bumi
walau sebenarnya jauh disana lebih besar, ya bintang. Berharap dapat bersandar
diantara keduanya, mengistirahatkan lelah.
Harapan ini kepada-Nya, jadikan metamorfosa malam esok jauh lebih sempurna
di setiap hembusan nafas. Pertemukanlah pula malam berikutnya sebagai sajian
penutup sebelum kedua kelopak ini menutup untuk selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar