Senin, 03 Desember 2012

Seberapa waktu meberinya ?


Perasaan semakin khawatir kala mendengar ayah dan ibu dari dua teman telah menutup mata selamanya.
Bagaimana kondisi dan perasaan nya ? membayangkan pun aku tak mau. Itu hal sulit bahkan mencapai kuadrat.
Ini nyata bukan sinetron yang hanya terlihat warna hitam, pemakaman, taburan bunga bahkan tangisan dan nisan itu palsu.
Menanggung beban. Kondisi pasti berubah. Kehilangan Ibu, sosok wanita yang diciptakan Tuhan untuk mu. Mengandungmu bukan hal mudah kala mengedipkan mata. Bahkan disaat waktu tiba tuk melahirkan mu, taruhan nyawa di tawarkan demi keselamatanmu.
Mengasuhmu, memberi ASI, menggendong, Beliau pun rela menahan kantuk hanya untuk menenangkan mu tengah malam dengan tangisan tak jelas maksud mau mu. Hingga tumbuhlah jadi dewasa.

Sering kah kamu malas dibangunkan nya ketika pagi ?
Sering kah kamu malas disuruh nya belajar ?
Sering kah kamu lalai akan nasehat nya ?
Sering kah kamu membantah perkataan nya ?
Terlalu banyak kata jika di jabarkan. Paling tak ada jawaban indah pembawa bahagia untuk Beliau sosok wanita itu. Dan kini pertanyaan nya.
Dimana sosok wanita yang sering membangunkan mu ketika pagi menjelang ?
Dimana sosok wanita yang sering menyiapkan sarapan di meja makan ?
Dimana sosok wanita yang memarahi mu ketika bangun kesiangan ?
Dimana sosok wanita yang menyuruh mu belajar ?
Dimana sosok wanita yang menasihati penuh kasih sayang ?
Dimana sosok wanita itu ? Dimana sekarang ?
Roh nya telah jauh meninggalkan jiwa. Kini sosok wanita itu tak akan membuka mata untuk melihat dunia bahkan berbicara dengan mu.
Menangislah, luapkan semua nya. Bersalah menyesal untuk segalanya. Memori indah bersama dengan nya tak akan terulang. Hanya kenangan lah mampu mengingatkan, itu pun kalau kita peka.
Tuhan telah memberi waktu kepada kita agar membuat nya bahagia, tapi apa. Kelakuan, perkataan hanya membuat air mata berlinang.
Hingga kini Tuhan pun jmengambil roh nya. Apa yang bisa diperbuat ? Terlambat ! Waktu telah usai.
Duhai ibu, maafkan anak mu dari segala apapun itu. Baitan doa kan ku rangkai tiap sujud tulus hanya kepadamu. Agar Tuhan senantiasa memberikan tempat disisi-Nya sesuai amal ibadah mu.

Apalagi kehilangan sosok Ayah. Sosok utama dalam keluarga. Mencari nafkah tak kenal lelah.
Mencukupi kebutuhan taruhan pikiran. Mungkin ayah tak sebawel ibu. Lebih terkesan tak memperhatikan.
Tapi apakah kalian tersadar ? ya untuk sedikit saja ? pasti kebanyakan tidak.
Taukah kamu siapa yang mengkhawatirkan disaat jam pulang ternyata kalian masih tak sampai dirumah ?
Taukah kamu siapa yang berpikir demi nutrisi sepiring nasi ?
Taukah kamu siapa yang mencari uang demi kebutuhan ?
Taukah kamu siapa yang rela bertaruh waktu demi beberapa nominal uang ?
Ya masih banyak lagi. Mungkin masih beribu pertanyaan tersimpan. Entahlah buat apa di pertanyakan jika kita tak ada jawaban menyenangkan baginya lagi. Apa ayah marah ? Tidak. Hanya kesadaran yang ayah pinta.
Dan dimana pula sosok ketegaran itu ? Dimana ? Ya Tuhan telah mengambil roh nya. Ayah telah meninggalkan dunia.

Untuk itu, bagi kalian yang masih melihat, berkumpul, mendengar suara nya.
Mari berusaha tuk bahagiakan nya, buat hari nya istimewa. Ringankan beban nya.
Doakan bagi keselamatan atas lindungan Tuhan. Yakin kan bahwa kalian mampu menjadi yang terbaik.
Jadilah sosok terindah di sisa waktu yang entah seberapa lagi Tuhan memberi. Niatkan tuk tak pernah membantah, kasar kepada nya.

Mom and dad you're everything.
Mom and dad you're special more than anything.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar